SMA
N 1 PACIRAN
TAHUN
PELAJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bpk Mastono selaku guru mata pelajran KIMIA dan teman-teman yang banyak membantu berpartisipasi dalam memberikan pendapat, sampai penyusunan makalah Ilmu Tanaman Pakan ini selesai.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini belumlah sempurna, namun penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga dalam penyusunan makalah ini dapat lebih baik. Semoga isi dari makalah Ilmu Tanaman Pakan ini bermanfaat.
Lamongan, 16
Desember 2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Penggunaan tanah marginal untuk kepentingan
pertanian seperti pada sebagian besar Inceptisols dihadapkan pada beberapa
masalah serius antara lain: derajat kemasaman yang tinggi, kadar bahan organik
yang rendah, kekurangan unsur hara penting bagi tanaman, seperti N, P, Ca, Mg,
dan Mo, serta tingginya kelarutan Al, Fe, dan Mn. Budidaya tanaman memerlukan
eneri, dan semakin banyak tanaman yang dibudidayakan maka semakin banyak pula
asupan energi yaitu pupuk yang digunakan. Apabila selalu diberikan pupuk buatan
atau pupuk kimia maka hanya akan mempercepat produksi tanaman, akan tetapi
kontruksi tanah akan rusak karena tanah menjadi kering dan tandus. Maka perlu adanya
pupuk yang tidak hanya memberi asupan energi pada tanaman, tetapi juga dapat
memperbaiki struktur tanah. Menggunakan pupuk kandang merupakan salah satu cara
untuk memperbaiki tanah dan produksi tanaman.Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dari pemberian pupuk organik. Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik terhadap tanaman .
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
TanahTanah berasal dari bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum. Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat berperan bagi semua kehidupan di bumi karena mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak (Wikipedia, 2012). Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi. Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah (Tan, 1995).
2.2. Pupuk Organik
Pupuk adalah semua bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur tanah dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan factor keliling atau keadaan yang baik (Sutejo dan Kartasapoetra, 1987). Pupuk organik ialah zat organik yang digunakan sebagai pupuk organik dalam pertanian. Pupuk kandang berperan dalam kesuburan tanah dengan menambahkan zat dan nutrien, seperti nitrogen yang ditangkap bakteri dalam tanah. Organisme yang lebih tinggi kemudian hidup dari jamur dan bakteri dalam rantai kehidupan yang membantu jaring makanan tanah (Wikipedia, 2012).
Pupuk kandang merupakan salah satu contoh pupuk organik yang berasal dari kandang ternak, baik berupa kotoran padat (faeces) yang bercampur sisa makanan maupun air kencing (urine), sehingga kualitas pupuk kandang beragam tergantung pada jenis, umur serta kesehatan ternak, jenis dan kadar sertakandungan haranya (Sangatanan dan Sangatanan, 1989). Pupuk organik yang dikembalikan melalui pupuk kandang selain sebagai sumber bahan organik tanah juga sebagai sumber hara bagi pertumbuhan tanaman (Ende dan Taylor, 1969). Bahan organik memegang peranan penting pada tanah tropis, karena hampir semua unsur terdapat didalamnya (Agboola, 1974) Pupuk kandang biasanya terdiri atas campuran 0,5% N; 0,25 P2O5 dan 0,5 K2O (Allison, 1973). Pupuk kandang sapi padat dengan kadar air 85% megandung 0,4% N; 0,2% P2O5 dan 0,5% K2O dan yang cair dengan kadar 95% mengandung 1% N; 0,2% P2O5 dan 0,1% K2O. proses perombakan bahan organik pada tahap awal bersifat hidrolisis karena proses ini berlangsung dengan adanya air dan enzim hidrolisa ekstra selluler yang menghasilkan senyawa yang lebih sederhana dan mudah larut dalam air sehingga mikrooragnisme dapat memanfaatkannya terutama dalam kondisi aerobik. Perombakan selanjutnya dalam kondisi aerobik dengan hasil akhir CO2 dan H2O. Dalam kondisi anaerobik hasil samping adalah asam asetat, asam pripionat, asam laktat, asam butirat dan asam format serta alcohol dan gas CO2, H2O dan methan (CH4) (Sugito, et al, 1995).
BAB
III
METODOLOGI
1.
A.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan metode literatur. Metode ini dilakukan dengan mencari
informasi yang relevan dari buku dan internet.
1.
B.
Sumber Data
Sumber data yang didapatkan berasal
dari hasil penelusuran dan pengumpulan informasi dari berbagai buku dan sumber
internet yang relevan seperti buku tentang tanah dan buku pertanian serta
sumber info pupuk organik dan kesuburan tanah dari internet.
1.
C.
Teknik Analisis Data
Data berbagai sumber dianalisis
secara deskriptif kualitatif. Pembahasan dilakukan dengan metode triangulasi.
Data dari sebuah sumber diceksilangkan dengan data dari sumber lain untuk
mendapatkan kesimpulan. Selanjutnya arah pembahasan ditujukan untuk menjawab
permasalahan seperti yang ditulis di muka.
BAB
IV
PEMBAHASAN
A.Peningkatan
kandugan bahan organik tanah pada tanah sangat bermanfaat, disamping
menyediakan unsur nitrogen juga menyediakan unsur-unsur lainnya. Bahan
organik dalam tanah juga bermanfaat untuk menetralisir akibat buruh dari
pengaruh kemasaman, yaitu menekan keracunan aluminium, meningkatnya
ketersediaan unsur hara utamanya fosfat, dan juga memperbaiki struktur tanah
yang baik untuk pertumbuhan perakaran. Indikator respon peningkatan bahan
organik tanah pada tanah masam tertinggi adalah terhadap produksi bahan kering
hijauan diikuti serapan nitrogen dan tinggi tanaman. Kandungan protein kasar
hijauan dan kandungan khlorofil juga menunjukkan indikasi nilai rata-rata
tertinggi dibanding perlakuan lainnya. Hasil penelitian sebelumnya (Sumarsono,
2005) menunjukkan bahwa tingkat peningkatan produksi hijauan terlihat sangat
tinggi akibat peningkatan kandungan bahan organik tanah, yaitu mencapai 212,98
% setiap penambahan 1 % C organik tanah. Kebutuhan dan efisiensi pemupukan
ditentukan oleh faktor yang saling berkaitan antara ketersediaan hara dalam
tanah dengan kebutuha hara tanama. Pemupukan yang kurang dari keperluan tanaman
akan menjadikan tidak optimalnya produksi. Kelebihan pemupukan juga berarti
pemborosan, yang dapat menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan hama
penyakit, dan dalam jangka lama dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan, seperti populasi nitrat dalam air minum yang tercemar. Pupuk
kandang dan sumber organik lainnya digunakan untuk meningkatkan kesuburan
tanah, meningkatkan kadar bahan organik tanah, menyediakan hara mikro, dan
memperbaiki struktur tanah. Penggunaan bahan-bahan ini juga dapat meningkatkan
pertumbuhan mikroba dan perputaran hara dalam tanah.Pemberian bahan organik pupuk kandang selain menyumbangkan unsur hara yang dikandungnya, tetapi juga dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara lain dalam tanah. Pemberian pupuk kandang dapat menghemat pupuk N, tetapi juga dapat mengurangi penggunaan pupuk P dan K serta menigkatkan hasil produksi tanaman rumput gajah. Menurut Havlin et al. (1999) yang menyatakan bahwa pemberian bahan organik pada tanah dapat meningkatkan ketersediaan P untuk tanaman, karena bahan organik didalam tanah berperan dalam hal (1) pembentukan kompleks organofosfat yang mudah diassimilasi oleh tanaman, (2) penggantian anion H2PO4- pada tapak jerapan, (3) penyelimutan oksida Fe/Al oleh humus yang membentuk lapisan pelindung dan mengurangi penjerapan P, (4) meningkatkan jumlah P organik yang dimineralisasi menjadi P anrganik. Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan rumput gajah sangat memperngaruhi produktifitas rumput gajah tersebut. Hal ini disebabkan karena penggunaan pupuk kandang bagi tanah secaara kimia memberikan keuntungan menambha unsur hara terutama NPK dan meningkatkan KPK serta secara biologi dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah (Allison, 1973). Susetyo (1985) menambahkan, NPK mangandung beberapa unsur, antara lain unsur nitrogen (N) yang berfungsi dalam sintesis protein, sedangkan protein berfungsi sebagai pembangun protoplasma untuk membentuk organ-organ tanaman. Unsur fosfor (P) berfungsi untuk pertumbuhan akar maupun pada bagian atas tanaman seperti batang dan daun. Manfaat lain fosfor yaitu untuk memacu pertumbuhan akar, merangsang pertumbuhan jaringan tanaman yang membentuk titik tumbuh tanaman, memacu pertumbuhan bunga dan pemasakan buah, memperbesar prosentase terbentuknya bunga menjadi buah dan biji dan menambah daya tahan terhadap hama penyakit (Englsand, 1985). Unsur kalium (K) berguna untuk menambah sintesa dan translokasi karbohidrat, sehingga mempercepat ketebalan dinding sel dan kekuatan tangkai (Englsad, 1985). Apabila terjadi defisiensi kalium maka akan tampak daun yang hangus pada sebagian tanaman (Susetyo, 1985)
Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki kondisi lingkungan pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil produksi suatu tanaman. Bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah juga dapat meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme tanah (Hsieh dah Hsieh, 1990). Perombakan bahan organik akan menyumbangkan unsur hara yang dikandungnya untuk tanaman. Hasil penelitian Noo dan Ningsih (1998) menunjukkan pupuk kandang kotoran sapi mempunyai kadar N 0,92%, P 0,23%, K 1,03%, Ca 0,38%, Mg 0,38%, yang akan dapat dimanfaatkan oleh tanaman kalau sudah terurai. Peningkatan hasil produksi tanaman dengan pemberian pupuk kandang bukan saja karena pupuk kandang merupakan sumber hara N dan juga unsur har lainnya untuk pertumbuhan tanaman, selain itu pupuk kandang juga berfungsi dalam meningkatkan daya pegang tanah terhadap pupuk yang diberikan dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah (Karama, 1990). Pemberian bahan organik pupuk kandang selain meningkatkan kapasitas tukar kation juga dapat meningkatkan kemampuan tanah menahan air, sehingga unsur hara yang ada dalam tanah maupun yang ditambahkan dari luar tidak mudah larut dan hilang, unsur hara tersebut tersedia bagi tanaman. Pada tanah yang kandungan pasirnya lebih dari 30% dan kandungan bahan organiknya tergolong rendah dan sasngat memerlukan pemberian bahan organik untuk meningkatkan produksi dan mengefisiensikan pemupukan.
B.Pemberian bahan organik ke dalam tanah
memberikan dampak yang baik terhadap tanah, tempat tumbuh tanaman.
Tanaman akan memberikan respon yang positif apabila tempat tanaman tersebut
tumbuh memberikan kondisi yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangannya.
Bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah menyediakan zat pengatur tumbuh tanaman
yang memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman seperti vitamin, asam
amino, auksin dan giberelin yang terbentuk melalui dekomposisi bahan organik
(Brady, 1990).
Bahan
organik yang ditambahkan ke dalam tanah mengandung karbon yang tinggi.
Pengaturan jumlah karbon di dalam tanah meningkatkan produktivitas tanaman dan
keberlanjutan umur tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan
penggunaan hara secara efisien. Selain itu juga perlu diperhatikan bahwa
ketersediaan hara bagi tanaman tergantung pada tipe bahan yang termineralisasi
dan hubungan antara karbon dan nutrisi lain (misalnya rasio antara C/N, C/P,
dan C/S) (Delgado dan Follet, 2002).
Penggunaan
bahan organik telah terbukti banyak meningkatkan pertumbuhan tanaman. Hasil
penelitian Duong et al. (2006) yang memberikan kompos berupa jerami pada
tanaman padi sudah memberikan pengaruh setelah 30 hari diaplikasikan. Selain
itu, juga ditemukan dampak positif lain seperti meningkatkan ketersediaan makro
dan mikronutrien bagi tanaman (Aguilar et al., 1997)
Bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman mengandung bermacam- macam unsur hara
yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tanaman jika telah mengalami dekomposisi
dan mineralisasi. Sisa tanaman ini memiliki kandungan unsur hara yang
berbeda kualitasnya tergantung pada tingkat kemudahan dekomposisi serta
mineralisasinya. Unsur hara yang terkandung dalam sisa bahan tanaman baru bisa
dimanfaatkan kembali oleh tanaman apabila telah mengalami dekomposisi dan
mineralisasi.
Menurut
Brady (1990), gula, protein sederhana adalah bahan yang mudah terdekomposisi,
sedangkan lignin yang akan lambat terdekomposisi. Secara urutan, kemudahan
bahan yang untuk terdekomposisi adalah sebagai berikut:
1.
Gula, zat pati, protein sederhana mudah terdekomposisi
2.
Protein kasar
3.
Hemiselulosa
4.
Selulosa
5.
Lemak
6.
Lignin, lemak, waks, dll
sangat
lambat terdekomposisi Kemudahan dekomposisi bahan organik berkaitan erat dengan
nisbah kadar hara. Secara umum, makin rendah nisbah antara kadar C dan N di
dalam bahan organik, akan semakin mudah dan cepat mengalami dekomposisi. Oleh
karena itu, untuk mempercepat dekomposisi bahan organik yang memiliki nisbah C
dan N tinggi sering ditambahkan pupuk nitrogen dan kapur untuk memperbaiki
perbandingan kedua hara tersebut serta menciptakan kondisi lingkungan yang
lebih baik bagi dekomposer. Selain itu, kandungan bahan juga mempengaruhi
proses pengomposan.
Selama
proses dekomposisi bahan organik, terjadi immobilisasi dan mobilisasi
(mineralisasi) unsur hara. Immobilisasi adalah perubahan unsur hara dari bentuk
anorganik menjadi bentuk organik yaitu terinkorporasi dalam biomassa organisme
dekomposer. Sedangkan mineralisasi terjadi sebaliknya.
Kedua
kegiatan ini tergantung pada proporsi kadar hara dalam bahan organik.
Immobilisasi nitrogen secara netto terjadi bila nisbah antara C dan N bahan
organik lebih dari 30, sedangkan mineralisasi netto terjadi bila nisbahnya
kurang dari 20. Jika nisbahnya antara 20 hingga 30 maka terjadi kesetimbangan antara
mineralisasi dan immobilisasi. Immobilisasi dan mineralisasi tidak hanya
terjadi pada unsur nitrogen, tapi juga terjadi pada unsur lain. Pada saat
terjadi immobilisasi tanaman akan sulit menyerap hara karena terjadi persaingan
dengan dekomposer. Oleh karena itu, pemberian pemberian bahan organik perlu
memperhitungkan kandungan hara dalam bahan organik tersebut. Bahan organik yang
memiliki nisbah C dan N rendah, lebih cepat menyediakan hara bagi tanaman,
sedangkan bila bahan organik memiliki nisbah C dan N yang tinggi akan
mengimmobilisasi hara sehingga perlu dikomposkan terlebih dahulu.
BAB
V
KESIMPULAN
Kebutuhan dan efisinesi pemupukan ditentukan oleh faktor yang saling berkaitan
antara ketersediaan hara dalam tanah dengan kebutuhan hara tanaman. Pemupukan
yang kurang dari keperluan tanaman akan menjadikan tidak optimalnya produksi.
Kelebihan pemupukan juga berarti pemborosan, yang dapat menyebabkan tanaman
rentan terhadap serangan hama penyakit, dan dalam jangka lama dapat menyebabkan
terjadinya pecemaran lingkungan, seperti populasi nitrat dalam air minum yang
tercemar. Pemberian pupuk kandang dapat memperbaiki kondisi lingkungan
pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya mampu meningkatkan hasil produksi suatu
tanaman. Bahan organik selain dapat memperbaiki fisik dan kimia tanah, juga
dapat meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme tanah.